Berikutini kisahnya yang kami lansirkan dari kanal Youtube Penerus Para Nabi: Syekh Abdul Qadir Jailani meriwayatkan, Ia pernah mendengar Syekh Abdul Qodir berkata," selama 25 tahun aku mendiami padang pasir Iraq, tidak pernah bertemu dengan orang dan ditemukan orang.. Pada masa itu sekelompok jin dan rijal Ghaib datang kepadaku dan aku mengajarkan jalan menuju Allah kepada mereka. Untukmenentukan kriteria mimpi yang benar itu, Nuruddin memaparkan kisah Syekh Abdul Qodir al-Jaelani, tokoh sufi, yang menjadi panutan tarekat Qadiriyah ini: Suatu hari Abdul Qodir melihat tulisan di langit, bunyinya "Abahtu laka al-muharramat" (Aku halalkan untukmu perkara-perkara yang Dikisahkan Nabi Khidir AS hanya menjenguk setahun sekali, itupun hanya sejenak. Kehidupan syaikh sering diwarnai dengan kejadian-kejadian karamah. Syaikh Izuddin bin Abdisalam mengatakan,"tidak ada seorangpun yang karamahnya diceritakan secara mutawatir kecuali syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. SyekhAbdul Qodir Jaelani bertemu Nabi Khidir pada usia 18 tahun ketika hendak memasuki kota baghdad. Nabi Khidir berdiri di depan pintu, menghalanginya masuk dan berkata, "Aku tidak memiliki perintah yang memperbolehkanmu memasuki baghdad hingga 7 tahun ke depan" . Setelahaku sampai di Baghdad, aku menemui asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan menjadi anak muridnya. 4. Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan Iblis yang Menggoda Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Xeyu97Z. loading...Benarkah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani bersahabat dengan Nabi Khidir? Foto/Ilustrasi Ist Di kalangan pengikut Syaikh Abdul Qadir al-Jilani , banyak memercayai mitos-mitos tentang tokoh idolanya itu. Satu contoh yang amat populer adalah tentang persabatan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dengan Nabi Khidir as .Konon, meskipun mereka sudah bersahabat selama tiga tahun masing-masing tidak pernah saling mengenal. Dan dalam persahabatan inilah Syaikh Abdul Qadir diuji. Agar persahabatan mereka tidak terputus, Nabi Khidir mensyaratkan supaya Syaikh Abdul Qadir tidak meninggalkan tempat duduknya sampai dia kembali. Maka selama tiga tahun syaikh tidak pernah meninggalkan tempat yang telah disepakati, kecuali untuk bersuci. Berbagai godaan menghampirinya namun ia tetap bertahan. Baca Juga Dikisahkan, Nabi Khidir AS hanya menjenguk setahun sekali, itupun hanya sejenak. Kehidupan syaikh sering diwarnai dengan kejadian-kejadian Izuddin bin Abdisalam mengatakan,”tidak ada seorangpun yang karamahnya diceritakan secara mutawatir kecuali Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Dunia TasawufDalam dunia tasawuf , dipercaya bahwa Nabi Khidir masih hidup hingga sekarang. Demikian pula Nabi Ilyas as . Keduanya dikisahkan dikaruniai usia panjang oleh Allah Ta' kisah-kisah hikmah, Nabi Khidir kerap menyerupai seorang papa. Dimaksudkan untuk menguji naluri kemanusiaan seseorang akan kehadiran makhluk Allah SWT. Sebagian orang berkata tentang Al-Khidir Ia hidup sesudah Nabi Musa hingga zaman Nabi Isa, kemudian zaman Nabi Muhammad SAW, ia sekarang masih hidup, dan akan hidup hingga orang kisah-kisah, riwayat-riwayat dan dongeng-dongeng bahwa Al-Khidir menjumpai si Fulan dan memakaikan kirqah pakaian kepada si Fulan dan memberi pesan kepada si Fulan. Baca Juga Tidak Adil Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya berjudul Fatawa Qardhawi mengatakan sama sekali tidak adil pendapat yang mengatakan bahwa Al-Khidir masih hidup - sebagaimana anggapan sementara orang- tetapi sebaliknya, ada dalil-dalil dari Al-Qur'an, Sunnah , akal dan ijma, di antara para ulama dari umat ini bahwa Al-Khidir sudah Syaikh Yusuf Al-Qardhawi mengutip keterangan dari kitab Al-Manaarul Muniif fil-Haditsish-Shahih wadl-Dla'if karangan Ibnul Qayyim menyebutkan dalam kitab itu ciri-ciri dari hadis maudlu, yang tidak diterima dalam agama. Di antara cirinya ialah "hadis-hadis yang menceritakan tentang Al-Khidir dan kehidupannya."Semuanya adalah dusta. Tidak satu pun hadis yang sahih. Di antara hadis maudlu, itu ialah hadis yang berbunyi "Bahwa Rasulullah SAW sedang berada di masjid, ketika itu beliau mendengar pembicaraan dari arah belakangnya. Kemudian beliau melihat, ternyata ia adalah Al-Khidir."Juga hadis, "Al-Khidir dan Ilyas berjumpa setiap tahun." Dan hadis, "Jibril, Mikail dan Al-Khidir bertemu di Arafah."Ibrahim Al-Harbi 198 H-285 H, imam dan simbol dalam hal ilmu, kezuhudan, fiqih, hadis, sastra, dan bahasa, ketika ditanya tentang umur Al-Khidir yang panjang dan bahwa ia masih hidup, maka beliau menjawab "Tidaklah ada yang memasukkan paham ini kepada orang-orang, kecuali setan." Baca Juga Sedangkan Imam Bukhari ditanya tentang Al-Khidir dan Ilyas, apakah keduanya masih hidup? Maka beliau menjawab, "Bagaimana hal itu terjadi?" Nabi SAW telah bersabda, "Tidaklah akan hidup sampai seratus tahun lagi bagi orang-orang yang berada di muka bumi ini." HR Bukhari-Muslim .Banyak imam lainnya yang ketika ditanya tentang hal itu, maka mereka menjawab dengan menggunakan Al-Qur'an sebagai dalil Jakarta, – Di dalam sebuah perjalanan bersama murid-muridnya, sidi Syekh Abdul Qadir Al Jaelani QS wali Allah dengan maqom Quthub/tertinggi sepanjang masa & para muridnya, berpapasan dengan seorang pemabuk yang sedang mabuk berat. Tak disangka, pemabuk tersebut menghentikan langkah rombongan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani dan mengutarakan tiga pertanyaan yang membuat beliau kaget. “Wahai Syekh, apakah Allah mampu mengubah seorang pemabuk seperti diriku menjadi ahli ibadah dan taat?” Syekh Abdul Qadir Al-Jalani menjawabnya “Tentu mampu, Allah Maha Kuasa”. Kemudian si pemabuk bertanya lagi “Apakah Allah mampu mengubah ahli maksiat sepertiku menjadi ahli taat setingkat dirimu ?” Dengan penuh kasih sayang Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menjawabnya “Sangat Mampu, Allah Maha Kuasa Atas segala Si pemabuk bertanya kembali “Apakah Allah mampu mengubah dirimu menjadi ahli maksiat sepertiku?” Mendengar pertanyaan ketiga, seketika itu Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menangis tersungkur dan bersujud kepada Allah. Murid-murid Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani pun penasaran dan kebingungan. Lalu mereka memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Tuan Syekh, apa gerangan yang membuat mu menangis?” Kemudian Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menjawab pertanyaan muridnya dengan penuh perhatian dan hati tergetar “Betul sekali si pemabuk itu, pertanyaan terkahir yang menyebabkanku menangis karena takut kepada Allah. Kapan saja Allah mampu mengubah nasib seseorang termasuk diriku. Siapa yang bisa menjamin diriku bernasib baik, meninggal dalam keadaan husnul khotimah? Pertanyaan itu pula yang mendorongku untuk bersujud dan berdoa kepada Allah agar tidak menjadikanku merasa aman terhadap rencana Allah. Semoga Allah memelihara kesehatanku dan menutupi Pelajaran penting yang bisa dipetik dari kisah ini adalah agar kita tidak tertipu dengan kedudukan, amal perbuatan dan ilmu yang kita miliki. Dan dari sini bisa kita fahami dan mengambil hikmah dari ibnu Athoillah di dalam kitab Hikam bagian pertama “agar kita tidak boleh bergantung kepada amal” karena sejatinya yang memampukan kita dan membuat kita mau berama itu adalah Allah SWT. Dan salah satu ciri dari orang yang bergantung pada amal ini ialah ia akan merasa pesimis akan rahmat Allah Ketika kondisi diri yang lagi turun semanagat dalam beramal. Maha suci Dzat yang mampu mengubah sesorang kapan saja dia kehendaki. Hendaknya dalam sujud ketika shalat, senantiasalah kita berdoa “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada Demikian kisah pertemuan Syekh Abdul Qadir dengan seorang pemabuk. Dimana sekelas beliau saja sangat khawatir dengan dirinya dan tidak pernah bangga dengan maqam kewaliannya. Bagaimana dengan kita yang belum jelas kedudukannya di sisi Allah? Ahmad Himawan A. Hilmi

kisah syekh abdul qodir jaelani dan nabi khidir